Borong, 6 Februari 2016
Dear Pendamping,
Seakan waktu tidak dapat diajak
kompromi. Semakin dia dikejar, semakin ia berlari. Entah sampai kapan, yang
pasti waktu itu berlari mengitari peradaban. Terkadang kita terdiam dalam
lingkaran penuh optimisme, tapi kadang juga pesimisme menghantui. Kadang juga
kita menggurui waktu dalam situasi tertentu untuk melegalkan keinginan, namun
waktu akan terus berlari tanpa henti. Kita mungkin akan berhenti sejenak,
sekedar mengais kerinduan yang terberi pada secangkir kopi atau sebatang rokok
atau pada sapaan anak-anak saat kita pulang rumah usai bergelut dengan lintasan
yang mengerikan atau pada sekumpulan orang yang sedang bertukar cerita atau
pada media sosial yang selalu mengundang tawa, kesedihan, kegundahan, kegalauan
dan mem-bully kita, jika kita tidak selektif.
Dear Pendamping,
Sudah hampir setengah dari Bulan
Februari, kita semua bergelut dengan pekerjaan. Kalian bergelut dengan medan
penuh terjal. Jatuh dan bangun. Kebisingan kota ditinggal sebentar. Aroma khas
perkampungan dan lintasan terjal imbangi perjlanananmu semua. Tidak ketinggalan
juga, dureng
mengamuk, angin yang disertai angin menghampiri perjalanan, ancaman bencana
di jalur lintasan perjalanan kita menemani setengah dari Bulan Februari. Lintasan
perjalananmu semakin tidak nyaman. Mantel bertuliskan PKH Kementrian Sosial,
pemberian setahun lalu mungkin masih melilit di ragamu. Atau mungkin, mantel
bercelana yang menutup sampai ujung kakimu. Atau mungkin, tanpa mantel kalian
berjalan.
Di media sosial Facebook, foto
kalian terpampang rapi. Balutan busana PKH memberi sinyal kepada semua orang
siapa kalian. Seakan ingin sekali bertanya dan berceloteh ria, seberat inikah
pekerjaanmu? Seberapa gajimu, sampai-sampai harus menghadang maut dan
meninggalkan istri dan anak untuk beberapa hari? Tidak! Mungkin ini jawaban
yang pas. Menjadi Pendamping PKH bukan soal berat ringan pekerjaan, bukan juga
soal seberapa besar gaji yang diterima, bukan juga untuk mendapat pujian dari
istri, anak atau orang lain, bukan juga moment untuk menarik massa. Pendamping
lahir dari komitmen. Komitmen untuk kemanusiaan. Hanya segelintir orang yang
punya komitmen untuk kemanusiaan. Jika dihitung secara matematis, gaji bulanan
yang kita terima tidak sebanding dengan pekerjaan kita. Sebagai ratio
pembanding, Pendamping yang tinggal di Borong dan melayani pendampingan di
daerah Elar dan Elar Selatan atau di Pantura (Dampek dan Pota) harus berjalan
sehari penuh untuk sampai pada tempat tujuan. Seberapa besar akibat yang akan
ditimbulkan. Namun, bukan itu yang kita butuhkan, namun komitmen untuk
kemanusiaan menjadi senjata pemungkas meraih kesejahteraan. Kita bukan sedang
berspekulasi atau meng-kalkulasi untung dan ruginya. Namun, fakta menunjukkan
dan menjawabi komitmen bersama kita. Seandainya dulu, kita tidak punya
komitmen, entahlah apa yang terjadi. Bisa jadi kita terperangkap dalam mekanisme
asal jadi. Regulasi menjadi tontonan semu. KSM menjadi biola tak berdawai.
Dear Pendamping,
Kemarin ketika saya membuat Rencana
Tindak Lanjut PKH Manggarai Timur menjawabi tuntutan Pengendalian Bisnis PKH,
saya memutar otak mencari titik acuan. saya sampai pada titik, dimana saya
menjadi tercengang, terperangah dan sampai pada celoteh ringan,,wah..ternyata
ini lebih mengerikan ketimbang yang kami rasakan selama ini. Saya tersentak
membaca regulasi PKH di luar negeri. Sengaja saya tidak membandingkan dengan
PKH di wilayah Indonesia, karena regulasinya sama dan yang membedakannya adalah
pengalaman di lapangan.
Program Keluarga Harapan sudah ada
dan berkembang cukup lama di luar negeri. Mereka menyebutnya Conditional
Cash Transfers.
PKH yang paling sukses adalah CCT di Brasil, Cile dan Mexiko sementara India
dan Cina masih dalam proses pencapaian target Nasionalnya. Dalam Working Paper
Internasional Proverty Centre digambarkan secara komprehensif tentang
perkembangan PKH di Brasil, Cile dan Meksiko. Sergei Soares; Rafael Guerreiro Osório; Fábio Veras Soares; Marcelo Medeiros and Eduardo Zepeda merupakan peneliti di Institute
of Applied Economic Research,
IPEA dan International Poverty Centre, IPC/UNDP yang meneliti tentangkeberadaan CCT di
tiga negara tersebut. Mereka meramunya dalam tulisan yang berjudul Conditional Cash Transfers In Brazil, Chile And Mexico: Impacts Upon Inequality yang
sudah dimuat di Jurnal IPC pada April 2007.
Persoalan
kemiskinan yang melanda sebagian Negara
di Amerika Latin, mengingatkan kita akan persoalan ketikadadilan sosial.
Keatidakadilan sosial menjadi Trending
Topic wilayah Lionel Messi, dkk. Stratifikasi sosial yang melilit wilayah
ini membawa dampak pada kemiskinan, penderitaan dan ketidakadilan sosial.
Sebagai bentuk tanggung jawab Pemerintah, sebagian negara di Amerika Latin
meliuncurkan program bantuan sosial. Salah satunya adalah Program Keluarga
Harapan. Menurut Sergei Soares,
dkk CCT/Program
Keluarga Harapan (untuk Indonesia) lahir dari berbagai persoalan Bangsa,
seperti kesulitan fiskal, lembaga kerjasama
multilateral dan bilateral, yang ingin membebaskan diri dari stigma birokrasi
rumit pekerjaan yang memiliki dampak yang kecil pada orang miskin, kapitalisme
global dan stratifikasi sosial. Inilah yang menyebabkan menjamurnya orang-orang
miskin di Amerika Latin.
Program Keluarga Harapan di wilayah
Amerika Latin baru mulai tahun 2000-an. Berikut ini dibeberkan tiga negara yang
menjalankan PKH.
1.
BRASIL: The Bolsa Família
Brasil
merupakan salah satu negara yang masuk dalam Kategori negara miskin di dunia.
Untuk menunjang kehidupan masyarakatnya Pemerintah Federasi Brasil meluncurkan
program yang diberi nama The Bolsa Familia. bantuan sosial ini bersifat tunai
bersyarat. CCT di brasil di-lounching pada Oktober 2003 yang diperuntukkan
untuk warga miskin dengan ketentuannya adalah keluarga yang masuk dalam
kategori, yaitu Bumil, balita, apras, SD dan SMP. Kisaran bantuan yang diperoleh
oleh keluarga penerima bantuan bervariasi. Pemerintah Brasil membaginya sesuai
dengan jenis tingkat kemiskinannya, yaitu pertama,
keluarga dalam kemiskinan ekstrim (dengan pendapatan per kapita per bulan
di bawah R $ 50 /680,500,-, kurs rupiah per 5/2/2016 sebesar 13,610,00) menerima
bantuan dari The Bolsa Familia sebesar R $ 50 (Rp 680,500/ setiap bulan. Namun,
ada keluarga yang masuk dalam golongan ini menerima bantuan sebesar R $ 95 ($
91 PPP) adalah jumlah tertinggi ditransfer oleh Bolsa Familia untuk keluarga
dalam kemiskinan ekstrim. kedua, Keluarga miskin sedang (dengan pendapatan
bulanan per kapita antara R $ 50/Rp 680,500,-, dan R $ 100/Rp 1,361,000,-) hanya
menerima R $ 15 Rp 217,760,-) / bulan per anak atau wanita hamil, juga untuk
maksimal tiga anak-anak atau perempuan. Jadi, jumlah R $ 45 (Rp 612,450,-)
adalah nilai tertinggi ditransfer ke keluarga cukup miskin. Teman-teman,
tinggal dikalkulasi berapa setahun jumlah bantuan per KSM. PKH sebagai program
bersyarat ditentukan oleh tingkat kehadiran anak-anak di Sekolah dan Faskes.
2.
Chile: Chile solidario
Chile
Solidario diciptakan pada Mei 2002 sebagai sistem perlindungan sosial yang
ditargetkan pada orang-orang yang hidup dalam kemiskinan ekstrim. Tujuannya
adalah untuk membantu 225.000 keluarga (dari total populasi sekitar 16 juta
orang) diidentifikasi sebagai yang hidup dalam kemiskinan ekstrim menurut data
dari Casen
2000, National Household Survey Chili. Chili Solidario memiliki tiga komponen:
i) Dukungan keluarga dan transfer tunai bersyarat (Bono de proteccion a la
Família - Programa Puente); ii) subsidi Moneter: Subsidio Único Familiar
(subsidi Keluarga), subsidi air minum, dan cacat dan tua non-iuran pensiun (pasis);
dan iii Prioritas akses ke program perlindungan sosial lainnya. Pada tahun
2003, nilai adalah 10.500 peso ($ 33/Rp 449, 130,-) per bulan selama enam bulan
pertama dalam program; nilai Subsidio Único akrab selama enam bulan terakhir
dari program ini adalah 3.716 peso ($ 12/Rp 163,320,-).
3.
Mexico: Oportunidades
Oportunidades
adalah program CCT terkenal. Awalnya bernama Progresa, itu dimulai pada tahun
1997 selama pemerintahan Zedillo (1996-2001). Progresa tertutup awalnya 0,3
juta rumah tangga dan diperluas menjadi 2,5 juta pada tahun 2000. Pada
tahun-tahun awal, fokusnya adalah pada kota miskin pedesaan dengan kurang dari
2.500 penduduk yang memiliki minimal sekolah yang diperlukan dan fasilitas
kesehatan untuk kondisionalitas yang akan diterapkan. Administrasi Fox
(2001-2006) berubah nama dari program untuk Oportunidades, memperluas
keanggotaannya untuk lima juta rumah tangga penerima pada 2004, dan
diperpanjang cakupannya untuk memasukkan lokasi perkotaan kecil dengan 2.500
untuk 14.999 penduduk pada tahun 2001, dan untuk semua daerah perkotaan satu
tahun kemudian.
Transfer
ini memiliki tiga komponen dasar, dua di antaranya adalah bersyarat dan satu
non bersyarat. Rumah tangga manfaat dari Oportunidades menerima transfer tanpa
syarat dalam jumlah 250 peso ($ 32/Rp 435,520,-) per orang dewasa lanjut usia
dalam rumah tangga.
Selain
itu, rumah tangga menerima transfer dukungan makanan dari 189 peso ($ 24/Rp
326,640,-) tergantung pada hadir sesi pelatihan tentang gizi dan kesehatan.
Transfer yang lebih substantif, meskipun, adalah beasiswa yang diberikan kepada
anak-anak dan orang dewasa muda di kelas tiga sampai 12. Beasiswa tersebut
tergantung pada kehadiran di sekolah dan pemeriksaan kesehatan; sekolah
mengesahkan pertama sementara klinik kesehatan membuktikan kepatuhan pada
kedua.
Nah,
teman-teman bisa dipastikan bahwa Program Keluarga Harapan yang sedang kita
jalani sekarang ternyata sudah lebih dahulu di negara lain. Yang membanggakan
bahwa persyaratan yang dibuat, hampir sama, namun yang membedakannya adalah
jumlah bantuannya yang berbeda.
Dear Pendamping
Program Keluarga Harapan di
Kabupaten Manggarai Timur sudah berjalan hampir memasuki usia empat tahun. Ada
begitu banyak cerita yang terekam di memori kita semua. Sekedar berceloteh,
masihkah memori itu tertata rapi? Jika ada, ceritakan pada semua orang, agar
mereka tahu, betapa mulianya menjadi seorang Pendamping. Menjadi pendamping
bukan pada bagaimana ia berjalan melewati lintasan terjal yang sewaktu-waktu
akan jatuh dan bangun untuk melanjutkan perjalanan. Bukan bagaimana ia melewati
banjir bandang dengan menggerutu, Tuhan tolong saya. Atau bukan bagaimana ia
penuh was-was jangan-jangan motornya macet atau kehabisan bensin di tengah
jalan. Atau bukan bagaimana ia menyelesaikan tugas administrasinya di Fasdik
dan Faskes. Atau bukan bagaimana ia, begitu bernafas lega ketika sms Banking
membangukannya di pagi hari. Atau bukan bagaimana ia harus merelakan istri dan
anak ditinggal walau hanya sehari atau dua atau tiga hari. Akan tetapi,
bagaimana Pendamping membangunkan keluarga-keluarga yang sangat membutuhkan di
jamah dan dituntun. Bagaimana Pendamping meyakinkan kesejahteraan hidup sebagai
cahaya kehidupan yang membahagiakan. Bagaimana Pendamping dengan segala
keterbatasannya membawa mereka keluar dari rantai. Membuka ikatan dan
melepaskannya, walaupun membutuhkan waktu yang panjang. Namun, yakinlah kita
akan selalu berjalan bersama. Bersama kita mampu meretasnya. Bersama kita
membuka jeruji yang meliliti KSM.
Dear Pendamping,
Diakhir surat terbuka ini, saya
kembali membuka memori tahun-tahun yang berlalu. Ada gendrang yang ditabuh
dengan gemerincing yang bernyanyi riang pada gumpalan cerita yang tersisa.
Kini, kita memasuki usia yang keempat dalam perjalanan bersama kita. Lelahkah
kita? Entahlah nuranimu sendirilah yang mampu menjawab. Di jalan penuh terjal,
kadang kita merasa lelah dan menggelantung pada kenyataan bahwa anak-anakmu
memintamu membelikan jajan, your wife menawarkan dengan penuh romantis, ayah
malam ini kita makan di luar. Apa jawabanmu. Diamkah? Tensi naikkah? Atau
membuka jurus sekedar meyakinkan bahwa ototmu bisa mengalahkan semuanya? Atau
berlari keluar sekedar menghindari jawaban atau pertanyaan lanjutan. Ataukah
raut muka tidak bersahabat dengan sesekali menghela nafas panjang. Ataukah
dengan polos dan jujur, katakan tidak. Ataukah merasionalisasi dengan
argumentasi penuh intrik. Entahlah jawabannya ada dinuranimu semua. Mungkin
hanya bisa katakan kita menunggu. Menunggu dan menunggu.
Sebelum saya menutup rangkaian
bait-bait ini, izinkan saya untuk menyampaikan maafku untukmu semua, mungkin
ada goresan hati ini membuatmu marah, cembrut, galau. Maafku juga untuk semua
informasi yang datang dengan tiba-tiba. Terimakasih juga untuk canda dan
tawanya. Kita akan selalu bersama mengarungi bahtera Komitmen ini menuju
kesuksesan.
Selamat pagi PKH!!
Selamat pagi PKH!! Selamat pagi PKH!!
Sincerely yours
Efrem Dianto, S. Fil,
M. Th
(KORKAB Manggarai Timur)